Permasalahan
Perekonomian di Daerah Indonesia Bagian Timur dan Solusi Konkret untuk
Mengatasinya
Permasalahan ekonomi yang terjadi di
suatu negara dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia,
permasalahan ekonomi dapat menghambat terwujudnya dan kesejahteraan masyarakat.
Tingkat kemakmuran dan kesejahteraan di Indonesia masih belum tercapai secara
keseluruhan terutama di Indonesia bagian timur. Belum ada pengananan sumber
daya alam dan manusia secara menyeluruh membuat Indonesia bagian timur sedikit
tertinggal dalam perkembangan ekonominya.
Beberapa permasalahan yang dihadapi
Indonesia bagian timur salah satunya rendahnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi suatu negara merupakan salah satu indikasi yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan pembangunan negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang
seperti Indonesia masih terkendala masalah modal dan investasi. Apalagi, di
Indonesia bagian timur masih banyak daerah-daerah yang belum terjamah. Padahal,
daerah-daerah tersebut berpeluang menjadi pemasukan untuk daerah-daerah
tersebut. Walaupun tidak sedikit perusahaan asing yang menanamkan modalnya di
sana, tetapi pertumbuhan ekonomi perorangannya masih rendah.
Kemiskinan juga merupakan salah satu
faktor permasalahan ekonomi selanjutnya. Kemiskinan merupakan keadaan
masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup
meliputi makanan, pakaian, tempat tingal, pendidikan, dan kesehatan. Di
Indonesia bagian timur, masih tinggi sekali angka kemiskinan. Sebagai
contohnya, pada tahun 2014, menurut data Kementrian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia menyebutkan angka kemiskinan di Provinsi
Papua jauh di atas tingkat kemiskinan rata-rata Indonesia, yaitu 13,3 persen.
Tingkatan kemiskinan di Provinsi Papua mencapai 31,5 persen.
Mentri Desa Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi menyatakan, ketimpangan antardaerah ditunjukan
dengan dominasi kemiskinan beberapa provinsi di Indonesia bagian timur. Setelah
Papua, tingkat kemiskinan tertinggi kedua adalah Papua Barat dengan 27,1
persen, disusul juga oleh Maluku 19,3 persen.
Ketidakmampuan
industrial menjadi faktor berikutnya. Industri di Indonesia kebanyakan hanya
merakit barang saja. Walaupun banyak sekali industri besar di Indonesia,
terutama di Indonesia bagian timur, industri itu pasti milik asing. Padahal,
Indonesia memiliki Sumber Daya Alam atau SDA yang amat kaya. Kita ambil sebagai
contoh, Freeport. Tambang “uang” yang merupakan sebuah perusahaan afiliasi dari
Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. mengeksplorasi bijih yang mengandung
tembaga, emas, dan perak ini beroperasi di dataran tinggi Kabupaten Timika,
Papua. Pemerintah tidak berhasil mempertahankan tambang Grasberg yang akhirnya
diambil alih oleh asing.
Pendidikan yang rendah pun termasuk
kedalam permasalahan di Indonesia bagian timur. Karena Indonesia Bagian Timur
memiliki banyak pulau yang letak geografisnya tersebar luas, membuat kendala
dalam meraih pendidikan adalah masalah perhubungan. Anak-anak di daerah harus
menempuh perjalanan yang sangat panjang untuk menuju sekolah. Ditambah lagi
karena faktor ekonomi yang mendesak membuat anak-anak tersebut putus sekolah
dan membantu keluarganya. Apalagi, banyaknya orang tua yang berpikir sekolah
hanya menyulitkan anak-anak mereka karena harus menempuh perjalanan yang tidak
sebentar dan tidak menghasilkan apa-apa. Sulitnya akses menuju daerah-daerah di
Indonesia bagian timur membuat penyebaran tenaga keguruan tidak merata. Faktor
pendidikan amatlah penting karena semua orang diajarkan berbagai ilmu yang
kedepannya bisa menjadi bekal dalam mendapatkan pekerjaan.
Lalu, adakah cara mengatasi
permasalahan perekonomian tersebut?
Pemerintah harusnya lebih bisa
menangani segala kelebihan dari daerah-daerah Indonesia bagian timur. Karena,
masih banyak daerah-daerah di Indonesia timur yang belum tereksplor. Banyak
daerah yang potensial untuk menyejahterakan para warga di Indonesia bagian
timur, tetapi pengelolaannya masih alakadarnya.
Membuka pelatihan-pelatihan yang rutin
bagi para orang tua yang berada di pelosok daerah juga penting. Walaupun bisa
kita katakan para orang tua tersebut “terlambat” mendapatkan pendidikan secara
formal, tetapi dengan pelatihan-pelatihan yang mengasah keterampilan sehingga
para orang tua tersebut bisa mengelola sumber daya alam yang tersedia dan bisa
menjadi pemasukan bagi mereka.
Pemerintah juga harus mengalokasikan
dana APBN pendidikan yang besarnya mencapai Rp408,5 triliun atau 20,59 persen
dari total belanja negara dengan semaksimal mungkin. Membangun sekolah-sekolah
di daerah pelosok sangat penting karena susahnya akses untuk menuju
sekolah-sekolah yang berada jauh dari letak tempat tinggal mereka. Pengiriman
guru-guru ke pelosok-pelosok Indonesia timur juga sangat dibutuhkan karena, kurangnya
ketenagakerjaan guru disana. Sehingga, pendidikan di Indonesia timur masih jauh
dari kata sempurna. Penyejahteraan guru juga merupakan faktor vital. Karena
letaknya yang jauh akan membuat taraf hidup disana juga meningkat. Jadi,
guru-guru yang dikirimkan bisa menyesuaikan diri dengan baik dan bisa melakukan
aktivitasnya secara maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar