Rabu, 19 Agustus 2015



Permasalahan Perekonomian di Daerah Indonesia Bagian Timur dan Solusi Konkret untuk Mengatasinya
            Permasalahan ekonomi yang terjadi di suatu negara dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia, permasalahan ekonomi dapat menghambat terwujudnya dan kesejahteraan masyarakat. Tingkat kemakmuran dan kesejahteraan di Indonesia masih belum tercapai secara keseluruhan terutama di Indonesia bagian timur. Belum ada pengananan sumber daya alam dan manusia secara menyeluruh membuat Indonesia bagian timur sedikit tertinggal dalam perkembangan ekonominya.
            Beberapa permasalahan yang dihadapi Indonesia bagian timur salah satunya rendahnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu indikasi yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti Indonesia masih terkendala masalah modal dan investasi. Apalagi, di Indonesia bagian timur masih banyak daerah-daerah yang belum terjamah. Padahal, daerah-daerah tersebut berpeluang menjadi pemasukan untuk daerah-daerah tersebut. Walaupun tidak sedikit perusahaan asing yang menanamkan modalnya di sana, tetapi pertumbuhan ekonomi perorangannya masih rendah.
            Kemiskinan juga merupakan salah satu faktor permasalahan ekonomi selanjutnya. Kemiskinan merupakan keadaan masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup meliputi makanan, pakaian, tempat tingal, pendidikan, dan kesehatan. Di Indonesia bagian timur, masih tinggi sekali angka kemiskinan. Sebagai contohnya, pada tahun 2014, menurut data Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia menyebutkan angka kemiskinan di Provinsi Papua jauh di atas tingkat kemiskinan rata-rata Indonesia, yaitu 13,3 persen. Tingkatan kemiskinan di Provinsi Papua mencapai 31,5 persen.
            Mentri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyatakan, ketimpangan antardaerah ditunjukan dengan dominasi kemiskinan beberapa provinsi di Indonesia bagian timur. Setelah Papua, tingkat kemiskinan tertinggi kedua adalah Papua Barat dengan 27,1 persen, disusul juga oleh Maluku 19,3 persen.
              Ketidakmampuan industrial menjadi faktor berikutnya. Industri di Indonesia kebanyakan hanya merakit barang saja. Walaupun banyak sekali industri besar di Indonesia, terutama di Indonesia bagian timur, industri itu pasti milik asing. Padahal, Indonesia memiliki Sumber Daya Alam atau SDA yang amat kaya. Kita ambil sebagai contoh, Freeport. Tambang “uang” yang merupakan sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc. mengeksplorasi bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak ini beroperasi di dataran tinggi Kabupaten Timika, Papua. Pemerintah tidak berhasil mempertahankan tambang Grasberg yang akhirnya diambil alih oleh asing.
            Pendidikan yang rendah pun termasuk kedalam permasalahan di Indonesia bagian timur. Karena Indonesia Bagian Timur memiliki banyak pulau yang letak geografisnya tersebar luas, membuat kendala dalam meraih pendidikan adalah masalah perhubungan. Anak-anak di daerah harus menempuh perjalanan yang sangat panjang untuk menuju sekolah. Ditambah lagi karena faktor ekonomi yang mendesak membuat anak-anak tersebut putus sekolah dan membantu keluarganya. Apalagi, banyaknya orang tua yang berpikir sekolah hanya menyulitkan anak-anak mereka karena harus menempuh perjalanan yang tidak sebentar dan tidak menghasilkan apa-apa. Sulitnya akses menuju daerah-daerah di Indonesia bagian timur membuat penyebaran tenaga keguruan tidak merata. Faktor pendidikan amatlah penting karena semua orang diajarkan berbagai ilmu yang kedepannya bisa menjadi bekal dalam mendapatkan pekerjaan.
            Lalu, adakah cara mengatasi permasalahan perekonomian tersebut?
            Pemerintah harusnya lebih bisa menangani segala kelebihan dari daerah-daerah Indonesia bagian timur. Karena, masih banyak daerah-daerah di Indonesia timur yang belum tereksplor. Banyak daerah yang potensial untuk menyejahterakan para warga di Indonesia bagian timur, tetapi pengelolaannya masih alakadarnya.
            Membuka pelatihan-pelatihan yang rutin bagi para orang tua yang berada di pelosok daerah juga penting. Walaupun bisa kita katakan para orang tua tersebut “terlambat” mendapatkan pendidikan secara formal, tetapi dengan pelatihan-pelatihan yang mengasah keterampilan sehingga para orang tua tersebut bisa mengelola sumber daya alam yang tersedia dan bisa menjadi pemasukan bagi mereka.
            Pemerintah juga harus mengalokasikan dana APBN pendidikan yang besarnya mencapai Rp408,5 triliun atau 20,59 persen dari total belanja negara dengan semaksimal mungkin. Membangun sekolah-sekolah di daerah pelosok sangat penting karena susahnya akses untuk menuju sekolah-sekolah yang berada jauh dari letak tempat tinggal mereka. Pengiriman guru-guru ke pelosok-pelosok Indonesia timur juga sangat dibutuhkan karena, kurangnya ketenagakerjaan guru disana. Sehingga, pendidikan di Indonesia timur masih jauh dari kata sempurna. Penyejahteraan guru juga merupakan faktor vital. Karena letaknya yang jauh akan membuat taraf hidup disana juga meningkat. Jadi, guru-guru yang dikirimkan bisa menyesuaikan diri dengan baik dan bisa melakukan aktivitasnya secara maksimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar